Just The Way You Are by Barbara Freethy

Just the Way You Are by Barbara Freethy
Source : Google Image

Hasrat gue akan novel-novel berbau marriage makin lama makin membara. Malah makin gak terbendung karena tiap hari gue cariin di goodreads about marriage novel. Selesai satu buku cari yang lain tapi dengan genre yang sama. But,, jangan dibayangin dengan marriage reality yang semua orang bilang susah, harus punya usaha, harus kerja keras dalam berumah tangga. 

I've been to marriage fairy tale a long time ago and not once till now I like reading separation novel. hahaha. Cetek kan pikiran gue maunya yang bahaga selama lamanya :) *hidup gak selamanya indah mbak*

Akhirnya ketemu sama novel ini, wudu.. baca synopsisnya di goodreads bikin penasaran. Kayaknya kok bagus. 

A baby brought them together -- and even though Alli has always loved her strong, sexy husband Sam and the life they've made together, she's now decided to set him free to follow his youthful dreams. For although she worships Sam, it's no longer enough for her to be wife and lover when she knows she holds so little of his heart.



Sam has always dreamed of a life away from the close-knit world of Tucker's Landing, but marriage and fatherhood ended all that. Now Sam is torn between what was and what was meant to be. He must decide if it's time to rekindle the dreams of the past...or accept Alli, and her love, just the way she is. 


Sebagai penggila rating untuk novel-novel lama awalnya gue agak males. Rating novel ini gak terlalu baik, kurang dari 4,00. Cuman kalau lihat rating detailsnya lumayan di atas 5000an. Rating gue abaikan, berpedoman ama synopsis aja yang bikin penasaran. 

Novel ini di buka dengan hubungan pernikahan Sam and Alli yang berada di ujung tanduk . Alli yang merasa insecure cintanya yang bertepuk sebelah tangan karena Sam suaminya dikira masih cinta sama kakak kandungnya, Tessa. Bahkan Anak mereka Megan nanyain ke bapaknya, cinta gak sama mamanya. Dan jawaban babenya diplomatis, gak yang bikin semrawut atau bikin happy.

Sedangkan Alli itu benar-benar desparate tingkat dewa dengan hubungan pernikahannya. Bertahun-tahun menikah tapi dese masih aja merasa bersalah. Plus, si Sam ini orangnya kagak romantis pisan euy. Malah menurut Alli dia selebor sekaleee. Moment-moment penting macam ulang tahun pernikahan mereka Sam gak pernah inget. Dan itu dia tu,, yang bikin Alli jadi merasa, kalau Sam never really loves Alli the way she does. Apalagi pernikahan mereka itu dulunya atas dasar kewajiban, hadeh jadi makin menjadi jadi lah pikirannya. Di tambah, Sam ini plin plan ih orangnya. Masa dese sama ngajakin Tessa naik kapal bareng berdua doang. Ya iyalah istrinya cemburu. Gue pun kalau jadi Alli sama bakal berpikir macem-macem *keprukin aja laki-laki macam itu*

Tapi tenang aja... namanya juga mencari the true love ye kan.. Jadi harus benar-benar teliti. Dan lagi jangan sampe nyakitin orang lain. Bicara baik-baik akan lebih enak dari pada langsung ngegas tanpa pikir panjang.

Cerita cinta Alli and Sam itu nyambung menyambung (menjadi satu) sama cerita Ali dan Tessa karena dulunya emang Sam itu pacanya Tessa. Eee tapi malah kawinnya ama Alli. Lha kok bisa?

Tessa and Ali itu dulu waktu kecil si baik-baik aja hubungannya, gak ada yang tu namanya cakar-cakaran ataupun sampai gak ngakuin satu sama lain. Apalagi waktu mereka berdua kehilangan orang tuanya dan harus tinggal sama Grandmanya. They were supporting each other by the way.

Masalah baru dimulai ketika Tessa tiba-tiba punya pacar. Perhatian dan waktunya itu itu sang pacar yang tak lain dan tak bukan adalah si Sam. Alli merasa saudaranya ngilang dari hidupnya hingga akhirnya dia got jealous of her. Plus, si Sam itu tampangnya lumayan dan baik hati, Jadilah Alli ini maunya merebut pacar sang kakak.

Selain itu, Alli ini iri berat sama kakak kandungnya. Alli tu merasa kalau Tessa bisa mendapatkan segala-segalanya karena kecantikannya, kecerdasanya, keahliannya dalam story telling. Pokoknya di mata Alli ini Tessa adalah sesosok yang sempurna. Sedangkan dia merasa berkebalikan dengan kakaknya itu. Hancurlah hubungan kakak adik ini.

Cinta Tessa and Sam memang first love, cuman cinta itu mau yang keberapa kali kalau gak ada disirim dan dipupuki kan bakal mati, harus nyari tanaman lagi *ee emang reboisasi*. Dan juga ini masih cinta monyet ouy, yang gak tahu mana asli mana palsu. Bakal ikut kamu aja aku *weeek*

Selain membongkar-bongkar kisah cinta Sam, Alli, and Tessa novel ini juga mengobrak abrik hubungan buruknya Alli and Tessa sebagai saudara kandung. Grandmanya muak hubungan mereka. Sebelum mati harus tu Alli and Tessa baikan.

Overall bagus-bagus aja novel ini. Apalagi gue suka banget tu cerita cerita akan perbaikan hubungan antar suami istri. Cuman dari segi dialognya rasanya kaku gimana gitu. Abis ngomong A ngomong Z lalu tiba-tiba pindah ke D. Sedikit absurd kalau kata gue. Dialognya sering di ulang-ulan yang bikin gue skip. Gampang banget nebaknya. And IMHO they are completely immature. Mungkin kata-kata yang dipakai si penulis ni yang bikin mereka gak seperti 28th women *just like 15 th years old instead*

Megan apalagi, sebagai anak yang berumur 8 tahun harusnya dese bisa baca situasi kalau bapak dan ibunya itu ada sesuatu hal yang mencurigakan. Harusnya bisa diexplore lagi lah ini anak. Juga ada beberapa scene yang terkesan ya udah deh gitu aja. Without any reason and appropiate conversation of each other.

Tapi,, sebagai bahan pertimbangan bacaan bagus-bagus aja kok. Kalau seleranya kaya gue yang mengagung2kan secon chance novel ini ciamik lah. Penggambaran second chance nya antara Sam and Alli itu benar-benar bikin jantung deg-degan. Apakah mereka akan kembali ataukah mereka menjalin kehidupan sendiri-sendiri?

Dan tenang aja pemirsa this is not a series novel jadi gak bakal senewen deh bacanya.

Hal yang bisa gue petik di sini adalah to never give up about what you love. Have a faith that you are going to be the best and  do love yourself no matter what the people say or the mirror shows to you.

You guys can read here http://www.freereadbook.net/Just_The_Way_You_Are/Pages.html

Enjoy.



Comments