Catatanku tentang Karimun Jawa (Part 1)

Source : google image
Source : Google Image
Liburan akhir tahun 2019 gue melipir dikit ke Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah. Awalnya gak niat2 banget buat ke Karimun karena parno duluan dengan cerita orang-orang yang bilangnya negatif. Entah itu aksesnya susah, signalnya gak ada, pantainya jelek, dan buanyak hal yang bikin niatku terombang ambing. Plus gue juga niatnya solo travelling jadi tambah "ketar ketir" lah hati ini. Padahal setelah 3 hari disana inginnya nambah hahaha. Signal memang "agak" susah tapi bisa kok. Operator indosat, telkomsel, atau XL pun lancar meski terkadang error tapi no worries lah. 

Pucuk di cinta ulang pun tiba, Tuhan masih sayang banget sama gue, nasib baik masih menghampiri gue. Awal Desember temen gue (sebut saja namanya Ane) ngontek ngajakin liburan. Langsung lah gue ajakin ke pulau Karimun. Alhasil dia mau. Oke lah 3 hari 2 malam kami ke sana jalan2 berdua *nasib jomblo ini :p*

  • Sebagai persiapan gue pesen hotel di Karimun by traveloka dengan harga yang paling murah. 200 sampai 300 ribuan per malam satu kamar cukuplah buat rebahan di kasur. Alhamdulilah dapat yang per malam 250 ribu pakai AC. Ada yang 200 ribuan tapi non AC. Kita gak dapat itu karena habis di buru sama traveller lain. Plus signal indosat yang mati hidup di tempat gue. Mau desak2an booking ya kalah lah pasti. 
  • Kami berniat 3 hari 2 malam saja di Karimun jadi total penginapan kami 500 ribu rupiah. (Dibagi dua ya karena kan book satu kamar aja)
  • Yang dibawah 200ribuan sebenarnya juga banyak di traveloka tapi kami skip karena ya maunya yang gak terlalu ngirit banget gitu *sobatqismin banyak gaya*
  • stt, gue bisikin ya, penginapan di Karimunjawa itu buanyak banget. Rumah-rumah penduduk banyak juga yang di sewakan untuk pelancong. Tapi pada gak masuk di traveloka atau situs lainnya. Soal harga jangan ditanya deh murah meriah. Fasilitasnya ya lumayan. Kalau sekedar tempat untuk rebahan menurut gue no problem. Jadi seandainya kalian sebelumnya belum bookin it's no big deal. Check in on the spot mah bisa. 
  • Gue dan Ane berangkat dari rumah hari Jumat pukul 6 pagi naik motor untuk ke pelabuhan Kartini. Karena kami ingin naik kapal Express Bahari pukul 9 pagi. Baik kapal Express Bahari ataupun PELNI belum menerima sistem online tiket jadi bener2 harus datang lebih awal untuk mendapat tiket *2020? no big deal, offline system is must*
  • Emang si berangkat dari rumah gue tapi kan kami orangnya bodoran jadi sarapan di rumah di skip aja. Takut sekali kalau2 ketinggalan kapal. ee buset di jalan perut kami beriteriak minta makan. Akhirnya melipikir dikit ke warung makan yang buka. Alhamdulilah ketemu nasi rames pinggir jalan. Ibu penjual tanya ke kami gadis cantik cantik *eyya* kok pagi sekali bawa barang, mau kuliah di jepara neng? Gak bu kami ingin ke pulau Karimunjawa. Wuah, pulau bagus itu, hati2 ya kalau di sana. Iya bu, terima kasih. 
  • Sampai di pelabuhan Kartini di cegat sama bapak2 petugas bea cukai untuk dimintai pembayaran karcis masuk pelabuhan. Tenang aja gak mahal, kalau gak salah seribu rupiah doang per orang. 
  • Awalnya gue berniat untuk bawa motor ke Karimun tapi sayang kapal Express Bahari bukanlah kapal barang. Jadilah motor mau gak mau harus ditinggal. Dititipin di parkiran pelabuhan dengan harga sekali nitip motor cuman bayar 25 ribu rupiah. Kalau mobil sekitar 50-75 ribu rupiah doang *cmiiw*. Murah sekali kan. O iya tarifnya bukan per hari tapi sekali nitip kendaraan. Kalian mau seminggu ya bayarnya sama segitu. Benar2 luar biasa baik sekali. 
  • Carilah tujuan Karimun - Jepara atau sebaliknya. O iya Express Bahari khusus start di Jepara, untuk yang dari pelabuhan Tanjung Emas Semarang atau mau naik pesawat dari Semarang, silahkan googling sendiri. Jadi gak kaya temen gue yang mereka dari Bandung tapi naik kapal dari Jepara. Mereka gak tahu kalau dari Semarang bisa. Alhasil mereka (sedikit) menyesal karena capeknya nambah nambah harus nyetir Jepara Bandung. 
  • Antrian tiket di pelabuhan Jepara itu antriannya lumayan panjang. Tempatnya sempit gemesin. Tapi this is the only way so ya udah ikutin aja sambil berdoa semoga kedepan depan depan depannyaaa lebih baik lagi. 
  • Naik kapal Express Bahari lumayan enak buat gue yang baru pertama kali naik kapal. Ombak di laut tidak terasa menggoyahkan jiwa dan raga *aseek* terus juga cepet sampai. Jam 9 berangkat jam 11an dah sampai *iyalah namanya juga kapal cepet bambang*.
  • Sedangkan kabaarnya kapal PELNI memerlukan waktu 7 jam dong. Dan keberangkatannya jam 7 pagi. *Jiwaku meronta ronta harus standby jam segitu*
  • Di dalam kapal kami satu row seat sama bapak penduduk Karimun yang pulang kampung. Tanya-tanyalah kami soal Karimunjawa yang katanya "primitif itu". E,, buju buset,, malah si bapak kaget sekali dengan pertanyaan kami. Ini sudah tahun 2019 neng gak mungkin masih seperti itu, kalian tenang saja *malu lah gue pisan euy*. Ikut tour apa di sana neng? tanya bapaknya. Gak pak kita mau bolang. Bisa renang gak? tanya lagi. Gak sama sekali pak, kita belum belajar renang. Lo ya kecewa ntar sama Karimun kalau gak bisa berenang, Karimun itu wisata bawah lautnya yang indah, kalau soal pantai ya pantainya seperi pantai pantai lain di pulau Jawa. Langsung deh akika gemeteran. Salah gak si gue liburan ke Karimun, jerit gue dalam hari
  • Bosen duduk gue mencoba keluar kapal. E,, buset ramai sekali di luar. Banyak sekali yang pepotoan. ee ada mba-mbak cantik yang ngrokok santuy disana cuek bebek sama ramainya lautan manusia *applause for you mbak*'
  • Kapal Bahari di bagi menjadi dua golongan, VIP yang berada di lantai dua dan Executive di lantai tiga. Sekilas gak ada bedanya si kursi, AC, TV ya gitu-gitu aja cuman kata bisik bisik tetangga VIP space nya lebih gedhe. Soal harga juga selisihnya gak gedhe juga 50ribuan kalau gak salah. 
  • Masuk lagi ke dalam kapal jalannya di hambat sama penumpang yang gak dapat seat. Mereka tiduran di lantai aja dong masa. Bikin space kapal makin sesak. Lah gue kaya maling jalan mengendap endap jinjit-jinjit. 
  • Sampai di pelabuhan banyak sekali tour guide atau travel tour yang jemput pesertanya untuk diangkut ke penginapan. Mereka benar2 standby di pelabuhan agar peserta tidak kebingungan. Ramai ya pasti lah tapi tetap terkontrol. Awalnya gue parno takut banget kalau ada pencompet dsb tapi  ternyata aman2 saja. Disana tidak ada pencurian.
  • Kami tidak memakai jasa "travel tour" karena niatnya memang "bolang". Jadilah disana benar2 seperti anak hilang gak tahu mau bagaimana caranya ke hotel. Kami pikir di sana ada angkot atau ojek yang bisa kita tumpangi. Ternyata kami salah besar. Transport umum tidak ada sama sekali. Kami pun kebingungan. Sempat juga kami cek map jarak pelabuhan ke hotel kami. Buseet dah gak jauh ternyata cuman 5 menit jalan kaki. Tapi panas Karimun itu gak kalah jauh sama kota2 lain. So,, sorry sorry jek kami males jalan kaki.  
  • Sambil mikir mikir kami pun nongkrong dan makan di tempat jual makanan di sekitar pelabuhan. Nanyain gimana para wisatawan explore Karimun. Dan ternyata gampang aja solusinya, sewa motor penduduk setempat. Langsung saja mbak pemilik warung menawarkan motornya dengan tarif 75 ribu per hari. 
  • Namanya jodoh memang tidak ada yang tahu, rasanya kami belum click aja dengan tawaran mbaknya. Plus kami takut kalau dibohongi. Tapi sebenarnya yang masih ragu itu gue. Gue merasa gak yakin dengan mbak itu soalnya dia agak judes si. Jadi males lah gue pinjam motornya dia. Memang lah nasib mujur masih menghampiri gue, detik detik berlalu ada mbak2 lain (sebut saja namanya Samson) yang lewat di samping gue berbisik bisik tetangga nawarin sewa motor per hari 60 ribu rupiah. Langsunglah kami gercep tanpa basa basi. Setelah deal dese telpon temennya untuk anterin motornya ke kami tapi gak berapa lama malah  dese nyuruh kami naik mobil Innova untuk dianterin ke hotel. Awalnya parno juga si tapi mbaknya (kelihatan) baik dan murah senyum jadi gue percaya. Dan memang mbak ini baik sekali bantuin kita selama di Karimun.
  • Kami menginap di hostel "The Panorama Karimunjawa". Kesan pertamanya biasa aja karena ini hotel murah apa si yang mau diharapkan. Tapi gue bersyukur gak kebagian kamar non AC. Udara di Karimun benar-benar AC friendly. Panas banget. Sampai kamar aja gue hidupin AC sekenceng kencengnya meskipun lama lama kedinginan si. Apalagi waktu kita habis dari pantai, widi....AC tetaplah menjadi penyelamat kita untuk tetap waras tidak kepanasan *lebay*
  • Kami memang niat bolang explore Karimun sesukanya aja tanpa di buru waktu oleh mas mbak tour guide. Tapi kami bukanlah tipe traveller rajin yang penuh semangat membara explore tempat. Jadilah kami rebahan di kasur sambil main handphone aja. Keluar menikmati pantai di tempat makan hotel aja kita ogah. Ini mau liburan apa mau tiduran si. *nyesel kan gak milih hotel bagus kalau niatnya rebahan doang*
  • Bosen rebahan sekitar jam 3 sore kita pingin keluar. Chat mbak Samson soal motor yang mau di sewain. Gue dijemput di hotel untuk ambil motornya dia yang ada di warungnya. Gue sempat ngobrol sama mbak Samson dan suami soal Karimun. Dan mereka benar-benar baik ngarahin kita apa aja yang bagus di Karimun. Terus malah kita di partnerin sama traveller lain untuk naik kapal menjelajah pulau2 keesokan harinya. Nah baik banget kan mereka. Selesai ngobrol gue ke hotel jemput Ane utuk jelajah dikit menikmati pulau ini. Dan ternyata ya karimun ya seperti desa-desa lainnya yang sepi. Penduduknya si lumayan tapi tidak ramai kok. Cocok-cocok aja buat jogging atau sekedar jalan kaki ke pantai dikit dikit
  • Destinasi kami pertama kali ke bukit love dan sculpture Karimunjawa. Dan Wow... indah sekali memang bukit ini. Disini kami bisa melihat laut dari atas bukit. Layaknya lukisan pantai anak sekolah dasar. Pantai, bukit, dan pohon cemara. O iya untuk naik ke bukit ini dikenakan biaya tiket masuk. Murah kok cuman 10 ribu per orang sudah plus parkir juga loh. Gak kalah menarik ya spot fotonya dong... Banyak sekali,,,Plus cafe nya yang diatas bukit juga, Widih,,, menikmati kopi sambil ditemani angin sepoi sepoi dan laut yang indah. Walah... gak mau turun deh gue dari bukit ini. Spot foto banyak tapi gue gak jago foto. Ya sama aja boong. But that's not a probelem. I still can enjoy the view with all of my heart and I can tell anyone sedalam2nya pakai perasaan. *apaan si ini mah alibi aja gak bisa moto, hahhaha*
  • Capek di bukit kita pindah ke pantai Bobi *buseet, namanya aja Bobi si pelaut, eh itu popay ya hahha, gak nyambung pisan ini mah :p* Oiya hampir lupa gue. Jalanan ke bukit itu nanjak. Emang jalannya beraspal tapi ya kudu hati hati. Kalau yang naik motonya just so so mendingan si jangan sendirian. Tapi kalau memang nekat ya monggo silahkan. Resiko kan ditanggung penumpang. Lagian juga paling lecet lecet doang hahaha. *kampret dasar*
  • Jalanan ke pantai si lancar jaya. Naik turun yang biasa aja. Waktu di jalan yang kelihatan pantai gitu di bawahnya gue speechles dong. Indah sekali ini pantai. Benar2 seperti kaya lukisan. Warna hijau dan biru bersatu padu di air laut yang (sepertinya) hangat dan menggemberikan. *apaan si gak nyambung sama sekali :p*. Tapi benaran deh. Amazing sekali loh. Mata gue jarang2 lihat pemandangan seindah itu. 
  • Sesampai di Pantai buseet deh kakak,,,,,, rada-rada gimana ya antara kecewa tapi juga enggak *lha gimana si kamsudnya*. Soalnya pantainya biasa aja. hahaha. Ya menurut gue kaya pantai-pantai lain yang ada pasirnya, airnya, dan berombak kecil *woy emang mau nya pantai apaan*. 
  • Tapi ada lah yang kami suka. Sepinya pantai itu loh yang bikin gue merasa di surga. I love the place which can make a peace for my heart. Perfect sekali ke pantai ini sambil bawa buku. Surga dunia untuk si kutu buku.  Eh.. bule aja ada yang tiduran sambil baca. Nyaman sekali kelihatnnya. Kalau soal spot foto jangan ditanya deh... pasti bagus kalau bisa motret. Plus disediain ayunan kok di tengah2 pantai. Jadi kalian bisa tu gaya-gayaan macam si Jenner. hahhahaha
  • Di pantai kalau gak minum air kelapa muda ya bagai laut tanpa garam dong. Beli dong kita air kelapa muda "glondongan". Eh.. sampai lupa soal juga tarif masuk si Pantai Bobi ini. Kami dikenai biaya masuk 10 ribu rupiah per orangnya. Lumayan murah si tapi kayanya gak resmi deh. Gak ada karcisnya sebagai tanda bukti masuk pantai. Hanya bapak-bapak yang nodong kami bilang tarif masuk saja. Mungkin karena kami bolang sendiri kali ya tanpa tour guide. Jadi kita dikibulin. Tapi gak papa lah.. Tarisnya normal gak mencekik leher. Ngeheknya si tarif es kelapa mudanya yang 30 ribu rupiah per biji. Duh dek... tempat gue cuman 10 ribu rupiah aja. Itupun rasanya sama dengan yang gue minum. Beda tempat doang selisihnya beda jauh begitu. Again mungkin karena gak pakai tour guide and again it is pricey but not that pricey.
  • Sempat kami ditawarin naik kapal ke pulau penyu oleh bapak tadi dengan harga 50 ribu per orang. Tapi kami tolak karena I'm not really into "penyu" stuff. 
  • Malamnya kami menikmati alun alun kecil Karimunjawa yang lumayan ramai oleh para wisatawan. Di sana ada penjual souvenir murah khas Karimun. Dari pakaian samapi barang antik khas Karimun. Soal harga pasti tidak mencekik leher. Standar tempat wisata sekitar 30ribuan untuk kaosnya 5 sampai 10 ribuan untuk pernak perniknya. Murah meriah gak perlu di tawar tapi kalau beli banyak bilang aja di diskon ya bu/pak. Selain itu ada banyak sekali penjual ikan bakar. Ikannya juga macam2 *gue gak tahu macam ikannya*. Pesen gue hati-hati kalau mau beli. Ada yang mahal ada yang murah. Tapi seandainya mahal pun gak nyesek juga si soalnya selisihnya hanya 5 ribu 10 ribuan. Ikan, satai ayam, bakso, mie ayam juga ada. 
  • Lelah letih lesu sudah datang kita kembali ke hotel jaga kesehatan untuk melancong ke pantai besok dengan new partners

    • Tobe continued.....
BUKIT LOVE DAN SCULPTURE KARIMUNJAWA









PANTAI BOBI






Comments

Post a Comment