Fase
kejenuhan melanda ku kali ini. Berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan tak ada
kegiatan pasti. Setelah resign dari pekerjaanku di salah satu perusahaan BUMN
di Indonesia aku tak kunjung mendapat gantinya. Alasannya mungkin cukup klise,
perbedaan pendapat yang cukup signifikan dengan orang tua. Tapi memang itu
faktanya orang tuaku tak mengizinkanku jadi anak rantuan sedangkan aku punya
cita-cita besar diluar sana. Hingga hampir satu tahun lamanya aku jadi anak
rumahan. Sesekali kejenuhan itu datang menghampiri mengobrak-abrik suasana
hati. Smartphone dan laptop menjadi sasaran empuk pelampiasan kejenuhan. Pada
dasarnya aku suka membaca filsafat, kehidupan-kehidupan sosial masyarakat di
berbagai negara, dan bacaan-bacaan analysis tentang fenomena kehidupan
lingkungan sekitar. Selain membaca aku
juga suka musik. Aku penyuka musik semua genre dari pop, rock, orchestra hingga
metal. Ada fase-fase dimana aku suka semua jenis musik pop and dance, DJ, rock
dan lainnya. Yang terpenting buatku selain alunan-alunan alat musik ada juga
lirik. Lirik yang bersifat menggedor-gedor jiwa, mengobrak-abrik rasa,
memberikan sentuhan kebebasan, sentuhan semangat dikala fikiran gundah itulah
yang aku suka. Dan sejauh ini selereku kujatuhkan pada musik-musik cadas
bergenre rock dan turunannya. Jujur saja aku lebih suka band daripada penyanyi
lebih suka lirik bertema kritik sosial dan alam daripada cinta sesama manusia
(Dalam hal ini cinta dua sejoli). Tiap-tiap hari aku mendengarkan lagu dari
bangun pagi sampai tidur lagi. Hingga tiba saatnya aku jenuh dengan playlistku
sendiri. Maklum sajalah karena tiap hari aku putar lagu-lagu itu. Kebanyakan
lagu yang bertengger di playlistku adalah lagu – lagu dari Amerika contohnya
saja Paramore, A7X, Muse, Coldplay, The Killers, Greenday, Nirvana, dan
lainnya. Lalu dikala kejenuhan melanda ku terbesit pikiran kenapa kebanyakan
playlist ku lagu-lagu Amerika bagaimana kabar lagu-lagu eropa (bukan hanyya
Inggris semata)? Apa tidak ada musik-musik keren sekeren Muse sekeren Queen
sekeren Pink Floyd atau sekeren Led Zeppelin barangkali. Untuk Muse memang
masih berjaya dan masih mengeluarkan album baru tapi untuk sekelas Queen, Pink
Floyd, dan Led Zeppelin sudah terpaut usang mungkin karena anggota band mereka
sudah ada yang meninggal paling banter mungkin mereka mengadakan reuni bukan
manggung tur keliling konser dunia ataupun mengeluarkan album baru (bukan album
kompilasi dan sejenisnya).
Semua
pertanyaan itu coba aku jawab sendiri dengan bertanya pada embahnya seluruh
dunia yang serba bisa yang tak lain dan tak bukan adalah GOOGLE. Maklum saja
selera musikku bukan seperti kebanyakan orang, bukan aku anti maisntream atau
semacamnya hanya masalah selera itulah alasannya. Awalnya aku coba googling
perbandingan musik eropa dan amerika ternyata cukup banyak sekali para blogger
yang menuliskannya karena ku kira awalna pikiranku aneh. Tulisan-tulisan dari
para blogger aku baca hingga merujuk pada salah satu kesimpulan bahwa musik
eropa dan amerika semua sama enaknya hanya karena strategi marketing yang
mumpuni musik amerika lebih terdengar gaungnya di Indonesia. Para blogger
menuliskan banyak sekali musik eropa yang bagus dan berkualitas hingga aku
menemukan dua kata Sigur Ros. Dalam sebuah blog dituliskan jika ingin menikmati
musik berkualitas tanpa meninggalkan genre rock (dalam hal ini gitar) coba
dengarkan lagu sigur ros. Kalian akan menemukan penjiwaan yang berbeda dengan
musik yang dibawakannya. Berbekal penasaran kucoba googling “Sigur Ros” dan
pertama kali aku buka adalah Wikipedia. Walau sumbernya tak pasti tapi Wikipedia
selalu memberikan informasi yang gampang dicerna juga karena penguasaan bahasa
Inggrisku masih awut-awutan (hehe). Kulihat genre yang diusung adalah
post-rock, ambient, dream pop, art rock, dan progressive rock. Post rock, apa
itu? Ambient, apa itu? Sejenis penyakit kah? (Ambeyen , hahaha). Walau aku suka
musik rock tapi aku masih awam sekali dengan semua sub genre rock. Karena yang
kutahu rock itu keras dan metal itu cadas. Masih lanjut scrooling ke bawah oh ternyata Sigur Ros terbentuk tahun 1994
terkejutnya diriku sugguh. Kenapa bisa, kemana saja aku ini? Aku baru tahu band
ini di tahun 2016. Sudah berapa lama aku terlelap dengan musik-musik latah
tanah air atau paradigma sempitku tentang musik rock yang cadas. (Lihat SERBA
SERBI SIGUR ROS ala FELANI) Ku tanyakan pada si embah lagu apa yang paling enak
di dengar dari sigur ros. Sebentar saja aku googling ku temukan jawaban di
yahoo answer dengan jawaban terbanyak adalah lagu hoppipola dan festival. Ku preview
lagu Sigur Ros dengan dengan judul hoppipolla dan seketika aku jatuh cinta pada pendengaran pertama. How awsome
this song! Tak puas dengan dua lagu ke cari lagi lagu-lagu keren lainnya.
Hingga kutemukan lagu berjudul Heima, Untitled 8, Untitled 4 dan Olsen Olsen
hingga Agaetis Byjurn. Entah bagaimana cara lagu ini mengobrak abrik rasa
semakin sering ku putar semakin membuat diriku melayang. Dan sadisnya aku tak
cukup peduli entah itu banyak orang ataupun aku sendirian. Pesona berbeda ketika
ku putar dikerumunan manusia lainnya rasanya kutemukan sesuatu yang membedakan
diriku dan mereka. Lain halnya ketika ku putar sendirian, selah lagu ini
mengingatkanku pada masa lalu bahagia, sedih, tertawa, menangis, sikapku acuh
tak acuh, kebencian. Rasa yang campur aduk di hati dan pikiran namun entah
bagaimana rasanya masih terdapat kedamaian didalamnya. Ku temukan jiwa yang
hilang dalam diriku seolah seperti itu. Lebih sering ku putar lebih sering ku
berdamai dengan diriku. Pemberontakan yang ku buat dengan diriku seolah luntur.
Ragaku harus menyatu dengan jiwaku seolah lagu ini diciptakan untuk memberikan
semangat itu. Denting piano, gitar, dan drum yang didendangkan di lagu berjudul
Agaetis Byjurn, Olsen olsen, dan Untitled 4 seolah membuat jiwaku tersentak. Raga
dan Jiwa harus menyatu dengan Alam dengan masyarakat sekitar terlebih dengan
orang-orang yang sangat dekat. Mengingatkan pada masa ku dibesarkan orang tua,
kesusahahan mereka, kesedihan mereka, kebahagiaan mereka. Seolah itulah yang
seharusnya kulakukan. Kebahagiaan mereka adalah segalanya. Senyum mereka adalah
pelangi dikala hujan di jiwa. Berbanding lurus dengan judul lagu Heima yang
artinya At Home. Sering kali ku putar
sering kali ku memikirkan orang-orang terdekat entah itu orang tua,
adik-adikku, sepupuku, bahkan kakek nenekku. Senyum mereka, tawa mereka adalah
surga bagiku. Kesedihan mereka adalah neraka nyata bagiku. Panas membara dan
kesakitan di jiwa. Itulah yang aku dapat. Hoppipolla dan Untitled 8 seolah
sebagai penyemangatku. Bergeraklah bergerak. Dentingan piano di lagu Hoppipolla
tak sendu sama sekali. Mendobrak pintu masuk jiwa agar bergerak dan dilanjutkan
dengan Untitled 8 dengan durasi lebih dari 11 menit. Petikan gitar Gorge dan
Bow gitar Jonsi lalu disusul drum Orri rasanya api-api semangat sedang
berkobar. Pikiran-pikiran positif berkeliaran di kepala. Jangan kau terpuruk
dalam situasi ini bangkitlah bangkitlah. Seolah berpikir lagu ini diciptakan
seperti itu. Perlu diketahui aku sama sekali tak mengerti arti judul lagu
ataupun liriknya karena bahasa Islandia yang dipakai atau konon Jonsi
menggunakan bahasa Volenska/ Hopelandic seolah aku tak peduli. Dan betul ketika
aku cari-cari arti lirik lagu-lagu sigur ros tak ditemukan apapun karena setiap
orang berbeda pendapat. Bahkan Jonsi sang vokalis mengumumkan biarkan pendengar
memaknai sendiri artinya. Paradigma musik dan lirik yang selalu ku ikuti seakan
patah. Nyatanya aku bisa mempersatukan jiwa dan ragaku dengan lirik yang tak
tahu artinya.
Lebih
dari sekedar kagum aku rasa dengan band ini. Lagu – lagu mereka peneyelamat
dikala gelap melanda jiwa dan pikiranku. Semakin penasaran dengan lagu-lagu
mereka lainnya namun sayang sekali aku belum bisa membeli album mereka di
kotaku. Bahkan outlet CD/ DVD original di kotakupun aku tak tahu karena memang
kotaku kota kecil sekaligus tak banyak pendegar musik yang peduli tentang album
original setahuku. Hanya bisa membeli Album mereka via online. Situs Amazone
mungkin lebih lengkap ku kira. Patut disayangkan memang. Dan sekarang aku masih
menabung untuk membeli album mereka. Album Takk, ( ), dan Agaetis Byjurn.
Ketiga album favorit.
Comments
Post a Comment